JAYAPURA,LAPAKBERIT.ID – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Papua bangkit Hengki Yoku, Cerita tentang Kabupaten Sarmi di cafe pilos Sentani Kabupaten Jayapura, pada (5/9/2024).
Sarmi cukup lama kita pantau secara pribadi saya punya kenangan atau histori, Karena orang tuanya telah membuka sekolah dan mengajar di Sarmi distrik mararena.
“Rumah kita tepatnya di lapangan mararena di sampingnya ada gereja di situlah, Orang tua saya buka sekolah dan mengajar di mararena kemudian pindah mengajar di bagesewar,” Kata Hengki Yoku selaku ketua LSM Papua Bangkit yang juga sebagai toko adat di Sentani,” tuturnya.
Bagi dia yang menarik di Sarmi pada tahun 1956 ada kapal jepang yang datang mengambil tulang-tulang jenasah tentara jepang, Kebetulan ada orang jepang yang kerjanya sebagai mualim 4 empat beragama kristen.
“Orang tua saya sebagai guru penginjil mengajar di situ dan berkomunikasi dengan orang asal jepang itu kebetulan dia bisa berbahasa Melayu ,” Ucap Hengki Saat duduk bersama dengan wartawan, Dia mengatakan bahwa karena Mualim 4 itu agama Nasrani maka orang tua saya bilang padanya untuk siap di hari Minggu hotba di gereja,” terangnya.
Tak ragu orang jepang tersebut melakukannya dan dia khotbah di gereja dan setiap pelayanan itu pasti masuk di sending di holandia Jayapura dan langsung orang tua saya di berikan surat omslak, Yang Artinya dalam bahasa indonesia itu Skors, Jadi orang tua saya di skors 1 tahun untuk tidak mengajar karena menyuruh orang jepang khotbah di gereja.
Jadi setelah atau sesudah perang dunia ke 2 orang jepang sangat di benci oleh orang Belanda begitu cerita singkat histori di kabupaten sarmi. Kemudian lanjut pada administrator di Sarmi pada masa bupati yang dulu karateker, Setelah itu terganti oleh bupati mesak manibor,” Paparnya.
Sebelum mesak manibor menjadi bupati dia sebagai kepala bapeda dan saya pernah mengajak diskusi supaya bagaimana kita merencanakan sektor ekonomi dan parawisata.
Khususnya untuk perkembangan parawisata di kabupaten sarmi Sudah beberapa kali kita lakukan pertemuan di jakarta maupun dengan para veteran tentara jepang supaya Kita membangun yang namanya (Napak tilas holandia Sarmi) Yang sudah menjadi rencana dari tahun 2019 itu dan pelaksanaan (Napak Tilas) eks tentara jepang atau resimen Yamagata.
“Adapun anak-anak para serdadu yang hidup pada tahun 2019 sekitar ada 70-72 tahun Mereka senang adanya Napak Tilas, Sehingga pergerakan 10200 eks tentara jepang dan keluarganya long mars Napak Tilas, Hal tersebut pada saat itu sangat penting sekali kita bahas untuk bagaimana mengembangkan, Wakde, Bargeserwar, Mararena bahkan sampai di Jayapura,” Jelasnya.
Hengki Yoku, Menambahkan bahwa Napak Tilas tersebut penting karena tugu Yamagata, adala bagian dari sister city, Yamagata jepang perfectur dan pemerintah irian jaya, mau mengembangkan sister city di Sarmi, namun tidak ada perkembangan sampe saat dan kita harus melihat pemimpin yang bisa bisa kembangkan histori itu untuk Kabupaten Sarmi.
(Mof)