SAMPANG, LAPAKBERITA.ID – Pasar Tradisional Omben, Kabupaten Sampang merupakan pasar paling besar se kecamatan Omben, banyak aktivitas jual beli yang terjadi ditempat tersebut, baik kebutuhan pokok, maupun kebutuhan yang lain.
Namun, keberadaan Pasar tersebut sering terjadi kemacetan didepan pasar, sehingga banyak pengguna jalan yang mengeluh terutama pengendara roda dua dan roda empat yang sedang melintas.
Lebih parahnya lagi pada hari Senin dan Kamis, arus lalulintas terganggu/tidak lancar. Sementara itu Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sampang terkesan cuek dengan kondisi tersebut.
Hal tersebut diketahui, saat Plt Disperindag Sampang Barrul, sangat sulit dihubungi, ditengarai menghindar saat dikonfirmasi tentang permasalahan kemacetan di depan area Pasar Tradisional Omben yang sebenarnya masih ada kaitan dengan para pedagang yang berjualan di bahu jalan.
Kasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Khotibul Umam mengungkapkan, hampir seluruh pasar tradisional di Kabupaten Sampang mengalami kepadatan di area jalannya, tanpa terkecuali pasar Omben. Pedagang hanya bisa ditertibkan saat ada petugas, setelah itu baru kembali lagi ke bahu jalan. “mungkin kalau pasar dijadikan 2 lantai gak akan ke bahu jalan” ujarnya saat di konfirmasi melalui selulernya. pada Kamis (2/6/2023).
Ditempat Terpisah, Ketua Karang Taruna Kecamatan Omben Makmun mengungkapkan, dirinya sangat geram saat melintas didepan area pasar tradisional tersebut, karena jalan yang panjang ratusan meter harus ditempuh selama 1 jam.
Lebih lanjut, Makmun berharap kepada pemerintah kabupaten, melalui dinas terkait untuk pro aktif memikirkan dampak pasar tersebut, serta mencari solusi terbaik agar sama – sama tidak ada yang dirugikan.
“Dimohon agar permasalahan kemacetan tersebut untuk segera ditindak lanjuti dan harus mendapatkan penanganan serius dari pihak terkait, guna untuk kepentingan bersama, khususnya bagi para pengendara yang sedang melintas di area Pasar Tradisional Omben,” harap Makmum.
Sementara, Ketua Lembaga Komunitas Pengawas Korupsi (L KPK) Mawil Sampang, H. Suja’i sangat menyayangkan pihak Disperindag yang terkesan tidak ada upaya mencari solusi dan hanya sebatas klaim akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satpol PP. Bahkan menurutnya, Disperindag cuma makan gaji buta atau hanya duduk di kursi ruangan ber Ac, tanpa memperhatikan masyarakat yang merasa dirugikan.
Ia juga dengan tegas mengatakan bahwa percuma ada sosialisasi dan duduk bersama mencari solusi yang dihadiri Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang.
“Percuma sosialisasi itu dihadiri Sekda (H. Yuliadi Setyawan, red) tidak ada hasilnya, cuma buang-buang anggaran dan waktu tidak ada tindak lanjutnya,” Pungkasnya.
(Aab).