JAKARTA, LAPAKBERITA.ID – Diketahui Lea Alfara sudah kuliah di Australia melalui jalur mandiri, membuatnya merasakan semakin betah dan ingin menetap di Negeri Kangguru. Ia sering bolak balik Indonesia Australia dan lebih dulu tinggal di sana, yang akhirnya
kuliah dengan mengambil jurusan Master of Business Administration (MBA) di Melbourne Business School yang merupakan bagian dari Melbourne University.
Merasa betah tinggal di Australia karena Lea sangat menyukai tinggal di sana, selain dikenal negara sangat nyaman, terbukti beberapa kali mendapat penghargaan dari Amerika Serikat karena dikenal negara ternyaman di dunia, dan juga apabila kita usaha atau bisnis dan juga kerja lebih mudah dan gajinya cukup besar dibandingkan negara lain. Enaknya lagi banyak orang Indonesia dan orang Asia lainya.
Awal tinggal di Australia sempat merasakan stress karena karakter orang-orangnya kasar, egois dan keras kepala, beda dengan Negara-negara lain yang masih ada toleransinya, ada etika dan adabnya. Tetapi seiring dengan waktu, lama kelamaan terbiasa juga menghadapi karakter orang-orang Australia dan Lea pun merasa sangat nyaman tinggal di sana.
Bahkan dia membeli rumah di Melbourne karena tadinya berniat untuk menetap di sana selamanya. Tetapi takdir berkata lain, ternyata Lea harus kembali ke Indonesia beberapa tahun kemudian.
Lea Elfara dikenal sebagai pebisnis yang handal dengan menduduki beberapa jabatan strategis di berbagai perusahaannya yang sangat bonafid, selain dikenal juga sebagai model dan penyanyi religi.
Awalnya membangun usaha butik di garasi rumahnya pada usia 18 tahun (selepas SMA) sambil kuliah, dengan nama ELFOUR Boutique yang kemudian berganti nama menjadi ELFARA Gallery di bawah naungan PT. Elfara.
ILalu merambah ke usaha salon dan klinik kecantikan serta kuliner (resto & coffee shop). Seiring perjalanan berkembang lagi merambah ke bisnis properti (kontraktor dan developer), kemudian berkembang lagi merambah ke usaha pertambangan dan energi, khususnya batu bara. Sehingga dengan kegigihan dan ketekunannya dalam mengembangkan bisnis-bisnisnya, membuat Lea menjadi seorang miliarder muda di usia 25 tahun.
Dia sempat meraih penghargaan dari sebuah institusi sebagai “The Youngest Multitalented Womenpreneur”. Saat itu belum banyak para pengusaha di bawah usia 30 yang sudah jadi miliarder, tidak seperti zaman now yang sudah banyak miliarder milenial di bawah usia 30.
“Jadi Saya membangun perusahaan properti dan pertambangan itu berbeda perusahaan, tapi di bawah naungan ELFARA CORP,” ujarnya saat bincang-bincang dengan Majalah FOKAL di Jakarta, Rabu (29/8/2023).
Berdasarkan dari pengalaman karier bisnisnya yang sudah sukses di usia muda itu, Lea baru saja membangun Ikatan Pengusaha Milenial Indonesia (IPMI), sebuah organisasi bagi para pengusaha muda milenial (usia 20 hingga 40 tahun) sebagai wadah berkumpulnya para pengusaha milenial untuk menjadi generasi hebat dalam membantu program pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang adil, makmur dan sejahtera.
Beberapa perusahaan Lea saat ini yang diantaranya adalah PT. Cheval Multi Persada (CMP), merupakan perusahaan yang bergerak bidang properti, sedangkan yang pertambangan batu bara di bawah PT. Baleno Energi Internusa (BEI). Baleno itu diambil dari singkatan tiga nama para pemegang saham, yaitu Bambang, Lea, dan Eno.
Adapun Eno Syafrudien sebagai Komisaris adalah paman dari Lea Elfara yang merupakan mantu dari Wakil Presiden Prof. KH. Ma’ruf Amin, Komisari Utamanya Bambang, sedangkan Lea menduduki jabatan sebagai wakil Komisaris utama.
Lea Elfara memandang kesuksesan itu adalah bagaimana kita bisa bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Lea kecil memang sudah terlihat sebagai pengusaha muda dan sudah dikenal sebagai miliarder, berasal dari keluarga pendidik dan pengusaha yang membuat Lea kini semakin moncer dalam menjalani bisnisnya.
Wanita cantik inipun aktif di berbagai organisasi dan komunitas bisnis. Dalam kesehariannya ia kini lebih banyak kerja dan kerja dibanding buang waktu hanya untuk kongkow-kongkow tidak jelas.
Lea Elfara sangat mengapresiasi dengan adanya media FOKAL ini, bisa saling tukar pikiran dan berbagi ilmu, pengalaman dan silaturahmi dengan para alumni berbagai negara dan juga berbagai disiplin ilmu. Dari seluruh dunia bisa berkumpul dan bersatu melalui media fokal ini, berharap akan terus eksis untuk bersama bersinergi bagi kemajuan Indonesia.
(Red).