Caption : Siswi Kelas VIII-B Bersama Dewan Guru Putri Smpi As-Sirajul Munir
SAMPANG,LAPAKBERITA.ID – Giat program pengawas binaan, ini juga sebagai bahan dasar dalam melakukan pembelajaran yang lebih efektif.
Sebagian guru mungkin sudah mendengar atau bahkan tidak asing lagi apa itu Lesson Study?
Seperti yang telah diketahui bahwa Lesson study merupakan strategi pembinaan profesi guru berkelanjutan berbasis kelas dan kolaboratif untuk mengoptimalkan layanan siswa belajar.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa Lesson Study merupakan salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.
Mengulas komunitas belajar, di Smpi As-Sirajul Munir sendiri memang sudah ada Komite Pembelajaran. Komite pembelajaran adalah sebuah tim di tingkat satuan pendidikan yang terdiri dari Pelatih Ahli yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru-guru yang dipilih oleh kepala sekolah.
Meskipun Lesson Study baru pertama kali dilaksanakan. Adapun tujuan dilaksanakannya Lesson Study ialah untuk :
Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana siswa belajar dan guru mengajar.
Memperoleh hasil-hasil tertentu yang bermanfaat bagi para guru lainnya dalam melaksanakan pembelajaran
Meningkatkan pembelajaran secara sistematis melalui inkuiri kolaboratif.
Membangun sebuah pengetahuan pedagogis, dimana seorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru lainnya.
Pelaksanaan proses pembelajaran Lesson Study ini melibatkan 3 (tiga) komponen yaitu guru model, observer, dan peserta didik.
Pertama Guru model, adalah guru yang bermaksud untuk menguji inovasi, mengimplementasikan solusi permasalahan, maupun mencoba suatu model pembelajarannya. Kedua Observer, adalah rekan guru pamong yang terlibat dalam komunitas belajar/komite pembelajaran berperan tidak hanya mengamati pembelajaran, namun juga ikut berkontribusi dalam merancang hingga merefleksi pembelajaran secara bersama-sama.
Ketiga Peserta didik, menjadi objek observasi pembelajaran yang dicermati responnya berdasarkan situasi pembelajaran yang diberikan pendidik.
Lesson Study kali ini yang bertindak menjadi Guru Model ialah Fatmawati, S.Pd yang mengampu mata pelajaran IPA. Observernya ialah guru-guru yang terlibat di komite pembelajaran termasuk Kepala Sekolah dan Pelatih ahli nyaitu pengawas binaan turut hadir.
Untuk peserta didik yang terlibat ialah peserta didik kelas VIII-B kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Sekolah Putri Smpi As-Sirajul Munir, pada Rabu, 01/3/23 jam 07 : 00 Wib sampai selesai.
Sebelum melaksanakan Lesson Study ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, meliputi:
1. Tahapan perencanaan (plan), para guru yang tergabung dalam Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun modul ajar yang mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Menilik dari pelaksanaan Lesson Study di Smpi As-Sirajul Munir, tahap pertama sudah dilakukan dengan perencanaan yang maksimal mulai dari modul ajar, skenario pelaksanaan, alat dan bahan pembelajaran serta bahan yang menunjang lainnya.
2. Pelaksanaan (do), terdapat dua kegiatan utama yaitu: (1) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk mempraktikkan modul ajar yang telah disusun bersama, dan (2) kegiatan pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau komunitas Lesson Study yang lainnya.
Tahap pelaksanaan ini, kegiatan pertama yang dilakukan Guru model yang melaksanakan Lesson Study ialah berdasarkan permintaanya sendiri. Untuk kegiatan kedua, Guru model dan semua observer masuk ke kelas mulai dari Pelatih Ahli, Kepala Sekolah, Guru-guru yang tergabung dalam komite pembelajaran dan tentunya peserta didik.
Sebagai observer, semua hanya mengamati bagaimana siswa belajar baik itu mandiri atau berkelompok, fokus terhadap pembelajaran, aktif menjawab atau bertanya, antusias dalam belajar, bekerja sama, dan sikap ingin tahunya (bernalar kritis).
3. Refleksi (check), Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh Farlan Ismail, S.Pd., M.M selaku Pengawas Binaan Smpi As-Sirajul Munir dan Kepala Sekolah Smpi As-Sirajul, serta perwakilan dari Sekolah SMP Al Qornain atau peserta lainnya yang ditunjuk.
Tahapan Refleksi dipimpin langsung oleh Kepala SMPI As-Sirajul Munir, Abdul Holik Ali Hudi, S.Pd.I Sebelum kepala sekolah menyampaikan refleksi/tanggapan dipersilahkan terlebih dahulu kepada semua guru yang terlibat melakukan observasi untuk menyampaikan temuan atau hasil observasinya di kelas.
Setelah semua guru menyampaikan temuan hasil observasi, dilanjutkan oleh pelatih ahli Farlan Ismail, S.Pd., M.M sekaligus pengawas binaan Smpi As-Sirajul Munir, kemudian perwakilan dari Smp Al Qornain dan para guru Smpi As-Sirajul Munir terakhir Guru model.
Pada tahap Refleksi ini, dapat disimpulkan hampir semua guru observer menyampaikan bahwa proses pembelajaran di kelas VIII-B bagus dan menarik.
Pembelajaran lebih mendominasi dibandingkan kelas A. Kelas A terlihat perlu motivasi belajar tambahan atau bisa dilakukan ice breaking terlebih dahulu di awal pembelajaran.
Menurut Mansur ia merupakan perwakilan dari SMP Al Qornain : ”Anak-anak memang ada yang terlihat semangat mengerjakan ada juga yang terlihat masih bingung, padahal di LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) sudah ada petunjuk pengerjaan tetapi anak tidak bisa membaca petunjuk, seperti halnya tentang akurasi pengukuran dan pengerjaannya masih terlihat ada perdebatan antara satu siswa dengan siswa yang lain. Untuk kedepannya bisa disiasati dengan ukuran benda disamakan setiap kelompoknya.”
Berbeda dengan Ida Laila, menyampaikan: ”Meskipun tujuan utama Lesson Study ini hanya mengobservasi bagaimana siswa belajar, ya memang betul ketika guru menjelaskan siswa itu ada yang asyik sendiri dengan kegiatannya, tapi sesekali saya juga melihat bagaimana guru model mengajar. Guru model terlihat santai seperti tidak ada beban, ini bagus dan bisa di contoh oleh guru yang lainnya.”
4. Tindak lanjut (act), dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran, baik pada tataran individual, maupun menajerial.
Tahapan tindak lanjut menghasilkan beberapa capaian yang harus dilaksanakan untuk waktu mendatang.
Untuk tindak lanjut, secara keseluruhan ialah:
Lesson Study dilaksanakan minimal 3 kali dalam satu semester atau minimal 1 bulan 1 kali. Untuk guru yang melaksanakan Lesson Study bergiliran terutama yang mengampu mata pelajaran utama.
Guru yang akan melaksanakan Lesson Study jangan dijadikan beban, justru ini sebagi langkah awal untuk perbaikan bersama.
Guru yang menjadi observer diusahakan yang tidak ada jadwal di kelas, supaya tidak mengganggu proses pembelajaran di kelas lain dan juga sudah memegang modul ajar dari guru model.
Sebelum melaksanakan Lesson Study silahkan ajak guru lain untuk berdiskusi dulu, mulai dari modul ajar, skenario pembelajaran dan aspek yang diperlukan lainnya.
Baiknya Lesson Study ini dilakukan di jam terakhir dan cukup 1 kelas, supaya tidak menganggu kelas lain dan langsung dilakukan refleksi.
Infut akhirnya, supaya kita bisa mengetahui cara belajar siswa dan apabila dilapangan terlihat ada siswa intervensi khusus, harus segera ditindaklanjuti.
Lesson Study bukan tugas individu tapi tanggung jawab bersama. Seperti dalam kutipan ”Hal-hal kecil yang dilakukan secara sendirian tentunya tidak akan berdampak besar. Sedangkan hal-hal kecil yang dilakukan secara bersama-sama akan memiliki dampak yang cukup signifikan.”
Semoga langkah awal ini menjadi pendobrak Semangat dalam mengajar lebih baik lagi.
Terakhir; yang paling hebat bagi seorang guru adalah mendidik, dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar.” – dikutip dari. Maimoen Zubair