SAMPANG, LAPAKBERITA.ID – Sengketa Pasar Bringkoning terus menjadi sorotan publik hingga menjadi keluhan Masyarakat, baik pengguna jalan raya maupun pedagang dan pengunjung pasar. Senin, (06/03/2023)
Pasalnya, pasca disegelnya sebagian pasar oleh ahli waris (H.Fadli CS) dan warga setempat beberapa pekan lalu, kini pedagang harus berjualan dipinggir jalan raya nasional arah Sumenep Ketapang menuju Bangkalan dan begitu sebaliknya, sehingga harus memakan sebagian bahu jalan diruas jalan nasional tersebut.
H. Masrikun, salah satu Pedagang Pasar tradisional Bringkoning saat ditemui di Lapaknya pada Senin, 06/03/2023, siang, dirinya mengatakan, bahwa Pasar tersebut sudah ditutup tiga kali oleh ahli waris dan Masyarakat setempat, namun karena kebijakan dari ahli waris terhadap Pedagang dan pengunjung pasar, kemudian segel tersebut dibuka kembali.
“Sudah tiga kali Pasar ini ditutup oleh ahli warisnya, dan yang sekarang ini ketiga kalinya.” Ucap H. Masrikun.
Menurut Pedangan yang sudah puluhan tahun menempati pasar tersebut, bahwa lahan seluas 1.642 m, itu betul milik keluarga H. Fadli CS. yang merupakan warisan dari Bapak Juhari.
“Sejak Pasar tradisional Bringkoning ini ditutup pada tanggal 25 Februari 2023 oleh ahli waris, maka omset saya dan pedagang yang lain menurun dragtis.” Lanjutnya.
Selain itu, kata H. Masrikun, banyak Pedagang tidak berjualan (pengangguran) pasca ditutupnya Pasar tersebut, apalagi penjual makanan di area pasar sapi.
“Biasanya mas…! Setiap hari Senin banyak Pedagang sapi berjualan, bahkan puluhan sapi yang ditawarkan, tetapi sekarang yang jualan sapi hanya beberapa Pedagang saja dan beberapa ekor sapi yang di tawarkan dipasar.” Ungkapnya.
“Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, supaya segera menindaklanjuti kasus ini dan segera dilakukan mediasi dengan ahli waris. kasihan para Pedagang pasar yang saat ini banyak yang menganggur, sedangkan penghasilannya mereka hanya didapat dari hasil jualan di Pasar Bringkoning.” Harap H. Masrikun.
Sementara, Hj. Romayyah Pedangan ayam potong, dirinya mengaku dan keluhkan tumpah ruahnya Pedangang Pasar Bringkoning yang hingga berjualan di sebagian Jalan Raya.
“Didepan tokonya anak saya ini mas..! banyak pedagang polowijo yang berjualan, sehingga toko anak saya ini tertutupi oleh pedagang yang biasanya jualan di dalam pasar.” Tuturnya.
“Ironisnya lagi, Para Pedagang menghambat lancarnya arus lalulintas, karena para Pedagang berjualan dijalan Jalan Raya.” Imbuh Ummi Romayyah.
“Dengan adanya masalah ini, sudah seharus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang segara melakukan mediasi dengan ahli waris, karena itu adalah solusi terbaiknya dalam kasus ini.” Ujarnya.
Pantauan media ini di lokasi, pada Senin, 06/03/2023, puluhan Pedagang pasar Bringkoning dengan tenang berjualan dijalan raya, tanpa memikirkan resikonya.
Secara terpisah, keluarga ahli waris (H. Fadli CS) melalui Haryadi adik dari H. Fadli saat dikonfirmasi mengatakan, bahwa pihaknya tidak aka membuka segel yang dipasang dengan menggunakan pagar dari bambu, sebelum ada penyelesaian dari pihak-pihak terkait.
“Kami tidak membuka segel dan pagar dari bambu itu mas…! Sebelum ada mediasi dan penyelesaian dari pihak-pihak yang terkait dengan Pasar Bringkoning itu.” Cetus Haryadi.
“Kalau ada iktikad baik dari pihak-pihak terkait, dengan cara mediasi yang tertulis, maka silahkan dan mari kita buka bersama-sama segel tersebut.” Pungkasnya singkat.
Perlunya diketahui, dampak dari penutupan dari Pasar Bringkoning yaitu banyak Pedagang yang menganggur.
(Ilyas)